Jam sudah mendekati pukul 9 malam, sudah hampir lewat 30 menit dari 20.30 WIB, jadwal John Legend manggung di Jakarta International Java Jazz Festival 2010. Penonton yang sudah memadati ruangan D2 Main Hall tampak mulai gelisah.
Kegelisahan itu makin terlihat saat Chairman Java Jazz Festival, Peter F. Gontha tampil di atas panggung untuk mengadakan semacam seremonial pembukaan festival jazz tahunan itu. Sempat terdengar teriakan kecewa ketika yang dipanggil tampil ke atas panggung bukan John Legend, tapi sejumlah menteri dan beberapa pemusik luar negeri. Untunglah kekecewaan itu bisa diredakan dengan penjelasan soal peranan para tokoh yang diundang ke atas panggung itu dalam mendukung penyelenggaraan Java Jazz Festival sejauh ini.
Usai acara seremonial itu, penonton masih harus bersabar. John Legend belum juga muncul. Namun untunglah tidak terlalu lama.
Menjelang pukul 21.30 WIB, akhirnya John Legend hadir di atas panggung di depan ribuan penggemarnya yang sudah menunggu berjam-jam. Used To Love U dihadirkan oleh penyanyi peraih Grammy Awards itu sebagai pembuka dan dilanjutkan dengan Satisfaction.
Di ruangan lain, kelompok JavaJazz yang jadwal tampilnya berbarengan dengan John Legend ternyata mendapat sambutan penonton yang tidak kalah menarik.
Di Java Jazz Festival memang batas antara penyanyi luar negeri dan dalam negeri hampir tidak ada bedanya di mata penonton. Sama-sama digandrungi. Bagaimana menurut Anda?
4 Responses
[…] Begitulah yang berlangsung di Jakarta International Java Jazz Festival 2010. Jika di hari pertama seremonial pembukaannya dilakukan sebelum special show John Legend, maka untuk upacara penutupannya (kalau boleh disebut demikian) dilangsungkan sesaat sebelum The […]
[…] tahun-tahun sebelumnya, Jakarta International Java Jazz Festival tahun 2010 ini juga mendatangkan sejumlah penyanyi kondang sebagai andalan utama di samping ratusan musisi terkenal lainnya. Nah, […]
[…] soal acara Jakarta International Java Jazz Festival 2010. Suasana hari ke-2 tidak kalah dengan hari pertama dan terakhir. Bahkan justru jumlah penonton yang datang terlihat lebih banyak. Dan berbeda dengan […]
[…] hari sebelum berangkat ke Jakarta untuk meliput Jakarta International Java Jazz Festival 2010, saya baru tahu ternyata hasil wawancara majalah e-LIFE […]