[rate 2.5]
Kalau ditanya apa yang menonjol dari film The Departed yang merupakan remake dari film Hong Kong berjudul Infernal Affairs ini, mungkin jawabannya adalah nama-nama kondang, tembakan, dan makian (termasuk kata-kata vulgar). Selain itu, rasanya tidak ada.
Makian memang menjadi hal yang cukup dominan dalam film arahan Martin Scorsese ini. Bagi yang tidak terbiasa mendengar makian atau kata-kata rada vulgar, menonton The Departed bisa jadi bakal merasa kurang nyaman. Pasalnya, berbagai makian dan kata-kata vulgar berhamburan sepanjang film. Apalagi ada yang diterjemahkan segala. Meskipun begitu, beberapa kali makian bernada sarkas yang dilontarkan Dignam (Mark Wahlberg) sebenarnya justru mengundang senyum.
Berkisah soal nasib berbeda yang dialami dua lulusan akademi polisi Colin Sullivan (Matt Damon) dan Billy Costigan (Leonardo DiCaprio), rasanya The Departed bukanlah sebuah film yang menarik bagi penggemar film yang mementingkan detilnya jalan cerita ketimbang taburan bintang-bintang kondang. Begitu diterima menjadi polisi di Massachusetts State Police, karir Sullivan langsung menanjak dengan cepat padahal seorang mafia bernama Frank Costello (Jack Nicholson) berada di baliknya. Costellolah yang mendidik Sullivan sejak kecil dan sengaja memasukkannya ke lingkungan kepolisian sebagai mata-matanya. Dan Sullivan semakin beruntung karena mendapat atasan yang kurang pintar, Ellerby (Alec Baldwin), sehingga berbagai tindakannya tidak langsung dicurigai ketika muncul dugaan adanya mata-mata dalam tubuh kepolisian. Urusan menggoda cewek juga bisa dilakukan dengan mudah, termasuk mengajak kencan psikiater kepolisian Madolyn (Vera Farmiga).
Nasib berbeda dialami Costigan, yang terlihat kurang cocok diperankan oleh Leonardo. Saat menjalani wawancara masuk menjadi polisi, Costigan diintimidasi habis-habisan oleh Queenan (Martin Sheen) dan Dignam sebelum akhirnya ditawari menyusup jadi mata-mata dalam kelompoknya Costello. Sialnya, ketika sudah berhasil menjadi anak buahnya Costello, Costigan selalu dicurigai sebagai tikus alias penyusup. Sudah begitu, menjelang akhir film, lagi-lagi Costigan kalah beruntung dibanding Sullivan. Malang benar nasib mata-mata yang satu ini.
Sudah gitu, Costigan masih harus mengalami diskriminasi oleh pembuat skenario film ini. Ya, pembuat skenario film ini. Berbeda dengan penggambaran masa kecil Sullivan yang mengawali film ini, tidak ada scene khusus soal masa kanak-kanak Costigan. Tiba-tiba saja tokoh Costigan muncul jadi salah satu kadet seangkatan Sullivan. Rupanya penonton dipaksa untuk membayangkan sendiri bagian yang hilang itu sambil menyaksikan akting para bintang yang mendapat peran-peran berkarakter kurang kuat.
Selama sekitar 2 jam 30 menit penonton juga harus menebak-nebak sendiri sejumlah scene lain yang ‘hilang’ dari film yang diproduseri oleh Brad Pitt ini, selain harus menyaksikan sajian kualitas gambar yang kurang begitu bagus. Ada bagian yang berloncat tanpa kejelasan, ada juga yang cukup disamarkan dalam dialog sehingga tetap saja masih menyisakan banyak pertanyaan.
Sebagai mata-mata yang identitasnya hanya diketahui oleh Queenan dan Dignam, kenapa Costigan begitu mudah mengenal dan menemui Madolyn yang bekerja di lingkungan kepolisian? Apa isi amplop yang dititipkan Costigan di Madolyn? Kenapa Madolyn tidak dilihatkan membuka amplop itu sesuai pesan Costigan? Siapa ayah sesungguhnya dari calon bayi yang dikandung Madolyn? Betulkah Costello juga adalah seorang mata-mata? Siapa sebenarnya tokoh yang melepaskan tembakan di akhir film? Apakah dia juga seorang mata-mata? 🙄 Hmm, masak bakal ada sekuel yang menjawab semua pertanyaan itu? 😯 Dor!
wah ternyata bkn cuma Indonesia aja yang doyan nyontek!ternyata orang bule jg doyan…..ya gak pa2 se, asalkan garapanya harus lebih yahud.tapi kalo biasa2 aja!……….MARI KITA HANCURKAN KASET DAN CD NYA…………..!!!!!!!!!!coz film versi aslinya TOP BGT lho……..!!!!!!!!!