Berbahagialah penggemar basket di Surabaya. Lantaran dalam pertandingan malam ini Aspac Putra Riau menang 87-76 atas Garuda Panasia, maka A Mild Indonesian Basketball League (IBL) 2006 babak Final Four akan dilanjutkan Rabu, 30 Agustus 2006 pukul 19.00 WIB. Tambahan pertandingan dibutuhkan karena sehari sebelumnya Aspac berhasil dikalahkan Panasia. Tempat duel penentuan yang bisa dipastikan akan berlangsung sangat seru itu tetap diadakan di GOR Kertajaya Surabaya.
Meskipun lebih dulu mencetak angka, kemenangan yang diraih Aspac itu tidak mudah karena Panasia sendiri sebenarnya bermain cukup bagus. Permainan cepat Saut Lombok dan kawan-kawan mampu diimbangi Cokorda Raka dan rekan-rekan satu timnya. Bahkan di babak kedua, Panasia hampir berhasil menyusul Aspac dengan skor 45-48. Suasana pertandingan menjadi seru dan menegangkan meskipun jumlah penonton lebih sedikit dibandingkan hari pertama. Namun rupanya di babak terakhir Panasia agak keteteran mengejar ketinggalan angka.
“Terus terang malam ini pemain kita mainnya berbeda dengan kemarin. Mungkin mereka capek. Ada beberapa pemain yang kemarin main bagus, hari ini gak. Kita mainnya agresif tapi Aspac defence-nya lebih keras. Kita sudah capek malah jadi tambah capek. Tapi kita masih bangga karena meskipun kita kalah tapi kita tetap fight sampai detik terakhir,” kata Manajer Panasia Simon Pasaribu mengenai kekalahan mereka.
Padahal, “Hari ini kita sebetulnya kaget dengan sistemnya Panasia. Kita gak pernah lihat big man (dipasang) di depan. Tapi sistem yang baru bisa jadi bumerang. Jadi hari ini kita untungnya karena itu. Defence mereka kemarin jauh lebih bagus dibanding hari ini,” ujar Iman Sulaiman, asisten pelatih Aspac Putra Riau.
Untuk pertandingan penentuan Rabu besok, “Tentunya kita akan review dulu, lihat video (rekaman pertandingan). Kita akan kembali tampil habis-habisan,” kata Simon.
Aspac sendiri juga siap menghadapi pertandingan itu. “Lusa pasti lebih ketat. Kebetulan pelatihnya dua-duanya oke kan. Kita jual mereka beli. Mereka jual kita borong,” kata Iman.
Sementara itu, tim Bhinneka kembali harus menerima kekalahan secara menyakitkan ketika berhadapan lagi dengan Satria Muda BRItama (SM). Setelah kemarin kalah 49-92, kali ini tim basket asal Solo menyerah dengan skor 31-88. Meskipun awalnya Bhinneka terlihat lebih bersemangat dibanding kemarin berlangsung cukup namun sejak babak kedua, permainan tim yang antara lain terdiri dari I Made ‘Lolik’ Sudiadnyana, Dhany Harahap, dan Anang Sulistyawan menurun drastis. Banyak tembakan yang gagal. Para pemain juga terlihat kurang konsentrasi sehingga cukup sering pemain SM berhasil melakukan steal. Akibatnya di babak ketiga dan keempat, Bhinneka hanya bisa mencetak angka 4 dan 2 points saja. Tragis memang.
“Hari ini saya tidak bisa komentar apa-apa karena saya sangat menyesal dengan kejadian ini. Suatu hal yang buruk dalam karir saya sebagai pelatih. Hal yang menyakitkan. Memang dalam basket ada menang dan kalah, tetapi game kemarin dan hari ini merupakan hal yang buruk bagi saya, termasuk juga buat tim saya. Saya yakin pimpinan kami juga sangat kecewa,” ungkap pelatih Edi Santoso tertunduk lesu.
Sebaliknya, bagi SM hasil pertandingan tadi malam jelas sangat menggembirakan. “Anak-anak telah menunjukkan bahwa mereka benar-benar siap untuk mencapai yang terbaik. Bola ke mana saja mereka kejar. Fokus. Luar biasa meskipun dibanding kemarin, start hari ini tidak begitu baik. Bagusnya mereka langsung recover sehingga rotasi yang saya lakukan jadi enak,” kata Fictor Roring, pelatih SM.