[rate 3.0]

selalu ada

Boleh saja Ari Lasso langsung membuka album barunya bertajuk “Selalu Ada” ini dengan Perjalanan Panjang yang rada ngerock dengan bantuan Bongky “BIP”. Namun itu tidak bisa menyembunyikan nuansa kesenduan khas ala Ari Lasso. Lihat saja liriknya.

Hidup….hidup ini indah
Meskipun takdir terkadang tak ramah
Cinta….cinta memang manis
Walaupun perih buatku menangis
Merobek hatiku

Ya, sepertinya memang selalu ada kesenduan dari Ari Lasso. Dan kesenduan itu semakin menjadi bahkan cenderung mendayu-dayu ketika masuk ke sederet lagu lain yang berirama slow. Sebut saja seperti single andalan pertama berjudul Cinta Terakhir ciptaan Irfan “Samsons”. Simak liriknya.

Sedalam samudera telah aku selami
Setinggi langit di angkasa t’lah kuarungi
Sepanjang kehidupanku aku mencari
Sebentuk kelembutan hati cinta sejati….oh

Nuansa yang serupa bisa ditemui juga di Seandainya, Tuhan Kau Tahu, Berakhir Indah, Belahan Jiwa, Kau, dan Lirih.

Mau yang liriknya lebih sendu? Dengarkan Sampai Kapan.

Aku bukanlah apa-apa
Aku hanya orang yang kalah
Namun aku punya cinta yang sejati… untukmu


Meskipun kesenduan kental dalam lirik yang kadang rada cengeng dan klise cukup mendominasi, harus diakui album ini punya modal cukup kuat untuk memikat perhatian orang yang mendengarkan, terutama di kuping para wong alass (sebutan bagi penggemar Ari Lasso). Setidaknya, semua lagu-lagu dalam album ini mudah dicerna dan dinikmati dengan santai.

Sayangnya, di samping aroma sedikit ngerock di lagu pertama tadi, sepertinya tidak ada hal baru lain yang ditawarkan album keluaran Aquarius Musikindo ini. Terutama dalam hal lirik dan musiknya. Sentuhan orkestra yang coba dihadirkan dalam Tuhan Kau Tahu, Berakhir Indah, dan Kau terkesan hanya sebagai tempelan sambil lalu. Sepertinya banyaknya nama-nama kondang yang ikutan membantu nampaknya tidak cukup memberi pengaruh. Padahal di samping Bongky “BIP”, masih ada Piyu “Padi”, Bebi Romeo, Addie MS, Erwin Gutawa, Tohpati, Dika “ADA Band”, dan Opick.

Sudah begitu, entah kenapa, beberapa lagu dalam album ini terkesan rada mirip satu sama lain. Sebut saja Tuhan Kau Tahu dan Lirih. Bedanya dalam Tuhan Kau Tahu, Ari menggandeng Addie MS dan rombongan Victorian Philharmonic Orchestra asal Australia untuk menampilkan nuansa orkestra. Sementara di lagu Lirih cukup diiringi petikan gitar akustik Tohpati. Dan tiba-tiba musik khas lagu-lagunya Phil Collins menyeruak di Berakhir Indah… 😯