Mungkin banyak penonton Iron Man yang setuju kalau lagu Rocker Juga Manusia-nya Seurieus bisa cocok untuk menggambarkan sosok manusia besi itu hanya dengan sedikit mengubah liriknya jadi: Iron Man juga manusia, punya hati, punya rasa…
Padahal itu saja masih kurang. Punya hati, punya rasa saja belum cukup mewakili. Meskipun kaya raya, jenius, dan dihormati semua orang, kalau diperhatikan lebih jauh sebenarnya Tony Stark (Robert Downey Jr.) yang berada di balik baju besi Iron Man itu juga adalah seorang pelawak. Tidak percaya?
Sejak awal, film arahan Jon Favreau ini sudah bernuansa komedi. Lihat saja ketika Stark bersama dengan sejumlah anggota militer yang mengawalnya keluar dari Afganistan usai sebuah demonstrasi alat perang terbaru dan tercanggih bernama Jericho bikinan perusahaannya, Stark Industries. Suasana yang tadinya kaku akhirnya mencair menjadi penuh gelak tawa sebelum rombongan mereka tiba-tiba mendapat serangan dari pasukan penjahat yang mengincar produk terbaru bikinan perusahaannya.
Beberapa puluh jam sebelumnya, kelakuan Stark yang lebih memilih nongkrong di meja judi ketimbang menerima sebuah award di atas panggung juga bikin tersenyum. Begitu juga sikap Stark yang tiba-tiba mau melayani pertanyaan seorang reporter cewek bernama Christine Everhart (Leslie Bibb) hanya karena faktor kecantikan. Dan ketika wawancara itu berlanjut ke urusan ranjang, tetap saja ada sesuatu yang bikin ketawa.
Bisa dibilang hampir sepanjang film, ada saja polah Stark yang bisa bikin tersenyum. Mungkin hanya sedikit adegan yang tanpa unsur kelucuan atau kekonyolan. Misalnya, selama Stark ditawan kawanan The Ten Rings yang memaksanya membuat rudal canggih serupa dengan produk terbaru perusahaannya. Alih-alih menuruti keinginan gerombolan penjahat itu, dengan dibantu Yinsen (Shaun Toub), Stark merancang perangkat canggih yang bisa membawanya keluar dari tempat yang sulit ditemukan tim pencari dirinya. Yang paling pertama dibikin adalah sebuah alat bernama ark reactor yang dibenamkan di dalam tubuh Stark untuk melindungi jantungnya dari serpihan bom yang masuk di dalam tubuhnya saat diserang sebelumnya. Begitu cikal bakal baju besi Iron Man kelar, jadilah Stark berhasil kabur.
Sesaat setelah lolos, lagi-lagi tingkah Stark mengundang tawa. Lihatlah ketika baju besi yang dikenakan gagal terbang dengan mulus dan jatuh berantakan di tengah padang pasir. Bukannya mengundang kesedihan, raut mukanya malah bikin yang nonton jadi tersenyum.
Begitu tiba kembali di Amerika, di samping ingin segera membuat versi lebih baik dari baju besinya, Stark lebih dulu sibuk mencari cheeseburger. Dan adegan maupun dialog yang bisa bikin senyum atau ketawa seperti itu terus bergulir hingga di akhir film.
Dengan cerita yang biasa-biasa saja dan cenderung mudah ditebak, kehadiran unsur komedi dalam film ini bisa menjadi semacam obat penawar kekecewaan. Sebagai pelengkap, meskipun unsur serunya kurang maksimal, beberapa adegan kejar-kejaran di udara cukup sayang kalau dilewatkan. Yang pertama adalah ketika Iron Man diburu oleh dua pesawat F-22. Kejar-kejaran di udara selanjutnya terjadi antara Iron Man dengan Iron Monger. Iron Monger adalah ‘penjelmaan’ dari Obadiah Stane (Jeff Bridges), rekan kerjanya yang merupakan musuh dalam selimut.
Sementara soal pemain, Robert Downey Jr. terasa cukup cocok memerankan Stark. Tapi tidak begitu dengan pemeran Pepper Potts, sekretaris Stark. Kenapa harus Gwyneth Paltrow? Kenapa bukan Scarlett Johansson atau Nicole Kidman, misalnya? Duh!
Hal lain yang agak mengganggu adalah soal kaos oblong yang dikenakan Stark. Kadang ada yang terlihat dilubangi kurang rapi di sekitar daerah terpasangnya arc reactor, kadang ada juga yang tidak. Ah, tidak konsisten dan merusak kaos saja.
Oh ya, kabarnya setelah credit title yang sangat panjang itu selesai digulirkan, seharusnya masih ada adegan bonus berupa pertemuan Stark dengan Nick Fury (Samuel L. Jackson). Sayangnya tidak semua bioskop mau memutarnya sampai ke adegan itu, termasuk Sutos XXI Surabaya. Begitu rangkaian credit title dianggap selesai, lampu proyektor langsung dimatikan. Ini sih tidak lucu! 🙁
Overall: [rate 3.5]
wah jadi males nonton nih, cari film yg laennya aja deh 😀
Wah, ternyata bener toh ada bonus nya.
Waktu nonton, temen gua bilang gitu. Males juga kalo harus nunggu sampek akhir, udah diusir2 cleaning service nya 🙂