Sabtu lalu, 2 Juni 2012, Just Jazz Festival kembali digelar di Surabaya. Lokasinya masih sama seperti tahun lalu, di Driving Range Ciputra Golf – CitraRaya, Surabaya.

Tapi, kenapa tahun ini acaranya dibikin di bulan Juni, bukan awal Desember seperti tahun lalu? Ternyata semua karena hujan. Blame it on the rain!

Hujan yang sempat mengganggu jalannya pertunjukan di tahun lalu menjadi salah satu alasan utama berubahnya jadwal penyelenggaraan festival dari yang seharusnya setiap awal Desember menjadi saban minggu pertama Juni.

“Pertimbangannya memang karena faktor cuaca. Selain itu, mengingat ini adalah festival asli bikinan Surabaya dan selalu ada sesi ‘tribute to‘ legenda musik Surabaya maka kami sekaligus mengemasnya sebagai kado untuk ulang tahun kota Surabaya juga,” ungkap Kika Dhersy Putri, Event Director Just Jazz Festival 2012.

Syukurlah cuaca Surabaya hari itu cukup bersahabat, sehingga rangkaian acara yang sudah disiapkan bisa berjalan lancar sejak sore hari hingga tengah malam.

DREW

Di panggung utama, tampil secara bergantian sederet grup musik seperti Orient Express (US Navy band), Riza Arshad 301, DREW, Shadow Puppet, dan Gugun Blues Shelter. Ada juga Andezzz live D’Jazz set yang hadir sebagai penutup acara dengan menawarkan perpaduan musik jazz dan irama disko.

Tidak hanya itu. Pertunjukan kali ini makin semarak dengan kehadiran sejumlah grup musik wakil komunitas dari beberapa kota dan juga 3 band SMU pemenang acara “Just Jazz Goes To School”.

GBS

Seperti tahun lalu, Just Jazz Festival juga menghadirkan tema “tribute to” yang dipersembahkan kepada salah satu tokoh legenda musik asal Surabaya. Tahun ini, penghormatan itu diberikan kepada almarhum Franky Sahilatua.

Untuk itu, masing-masing para penampil utama mendapat tugas untuk menghadirkan lagu ciptaan Franky dalam aransemen baru. Mulai dari “Perahu Retak” yang dihadirkan oleh Riza Arshad 301, “Terminal” oleh DREW, “Kemesraan” oleh Shadow Puppets, “Bis Kota” oleh Gugun Blues Shelter hingga “Pancasila Rumah Kita” yang dibawakan bersama-sama oleh seluruh musisi sebagai puncak acara.

Pemilihan lagu yang pas, terutama untuk lagu “Pancasila Rumah Kita” mengingat sehari sebelumnya (1 juni) merupakan peringatan hari lahirnya Pancasila.

Ratusan orang penonton yang hadir tampak cukup menikmati suasana nonton pertunjukan musik di alam terbuka di bawah sinar bulan malam itu. Sebagian di antaranya lebih memilih duduk di atas rumput, sisanya berkumpul dan bergoyang di depan panggung, terutama saat Gugun Blues Shelter tampil.

Sayangnya, seluruh keasyikan itu tidak dipungkasi secara mengesankan seperti tahun lalu dengan jam session oleh seluruh musisi pendukung. Acara pelepasan ribuan balon berwarna hitam dengan digantungi glow stick berwarna-warni juga kurang mampu menambah maraknya acara.

Mungkin memang harus hujan biar lebih meriah dan mengesankan? Upsss… 🙂

FOTO-FOTO: BENNY CHANDRA.