Album: Laskar Cinta
Artis: Dewa
Produksi: PT Aquarius Musikindo, 2004

[rate 3.0]

Laskar CintaLagi-lagi cinta! Ya, untuk album terbarunya, Dewa kembali mengusung cinta sebagai judul album, tepatnya “Laskar Cinta“. Sebelumnya sudah ada album bertajuk “Cintailah Cinta“. 😉 Judul album boleh berbau cinta lagi, namun rupanya tema cinta tidaklah mendominasi lirik tembang-tembang yang ada dalam album bercover bendera Dewa dengan dominasi warna merah dan hitam ini.

Bahkan ketika menyinggung soal cinta, itupun tidak melulu soal kisah asmara antar manusia yang dikemukakan tetapi dibalut dengan hal berbau filsafat. Simak saja nomor macam Pangeran Cinta dan Satu. Bahkan ada nomor yang cukup kental rasa filsafatnya. Sebut saja Hidup Ini Indah, Hadapi Dengan Senyuman, Nonsens, dan Shine On. Di samping itu, kali ini mereka juga menyisipkan lirik berbau kritik sosial seperti yang tersirat di tembang-tembang seperti Atas Nama Cinta dan Indonesia Saja. Hal baru lainnya adalah irama reggae yang coba ditawarkan lewat Matahari Bulan Bintang, meskipun kurang menggigit.

Mengenai lagu jagoan, setelah Pangeran Cinta, masih ada Satu, Hadapi Dengan Senyuman, dan Hidup Ini Indah yang sepertinya bakal mengharu biru di kalangan penikmat tembang Dewa atau para baladewa.

Di sisi lain, vokal Ahmad Dhani yang makin mendominasi di hampir setiap lagu mengesankan album ini adalah kolaborasi antara Dewa dan Ahmad Band, atau malah menunjukkan peran Dhani yang makin dominan saja di band asal Surabaya itu? Asal tahu saja, Ahmad Band adalah band sampingan Ahmad Dhani yang sempat mengeluarkan satu album berjudul “Ideologi, Sikap, Otak“.

Yang menarik, entah disadari atau tidak, ada beberapa tembang dalam album ini yang iramanya cukup familiar, mengingatkan akan tembang lain. Selain Pangeran Cinta yang jelas-jelas diakui terinspirasi dari Immigrant Song-nya Led Zeppelin, juga ada Satu yang nuansanya mirip dengan Kosong-nya Dewa sendiri (album “Cintailah Cinta“) dan Aku Tetaplah Aku yang beat-nya mengingatkan kita dengan Smell Like Teen Spirit-nya Nirvana. Kalau boleh menambahkan, sebenarnya ada dua nomor lagi yang terkesan mirip dengan lagu-lagu milik orang lain. Yaitu Cinta Gila (terutama bagian reff) dan Sweetest Place (vokal pada awal lagu). Serasa de javu aja! 🙄

Ah, lupakan saja. Tentu saja semua sangkaan kemiripan dan ketidakorisinilan itu akan dibantah. Seperti halnya bantahan adanya lip sync ketika konser launching album ini di RCTI bulan November lalu. Mari nikmati saja tembang-tembang sebanyak 12 buah di album ini, yang harus diakui kalau tetap saja enak dinikmati. Begitulah lagu-lagu Dewa, selalu menarik dan tidak gampang membosankan, walaupun belakangan terkesan agak monoton. So, semuanya terserah Anda menilainya. Kalau kami sih menilai album ini: 3/5. Bagaimana dengan Anda? 😉